iklan

WELCOME TO MY BLOG

Selamat datang di blog saya..
dengan blog ini saya hanya ingin berbagi ilmu pengetahuan yg saya miliki, semoga bermanfaat untuk anda...
Jangan lupa komennya,,,,hehehe

gw ^_^

gw ^_^

Monday 19 November 2012

Makalah sejarah pendidikan islam Perkembangan Pendidikan islam pada masa khulafa uraysiddien


Makalah sejarah pendidikan islam
Perkembangan Pendidikan islam pada masa khulafa uraysiddien






Disusun oleh:
Ardi
NIM:
10.03.02.00.17

Universitas islam syeikh yusuf (UNIS)
Fakultas agama islam (FAI)
Tangerang banten
2012

SEJARAH PENDIDIKAN ISLAM
1.    Perkembangan Pendidikan Islam Pada Masa Khulafa’urrosyidin
Setelah Rasulullah wafat, kekuasaan pemerintah Islam secara bergantian dipegang oleh Abu Bakar, Umar ibn Khattab, Usman ibn Affan, dan Ali ibn Abi Thalib. Pada masa empat khalifah ini wilayah Islam telah meluas diluar jazirah Arab, yang meliputi Mesir, Persia, Syria, dan Irak. Para kahalifah ini disamping memikirkan perluasan wilayah islam, mereka juga memberikan perhatian pada pendidikan demi syarnya agama dan kokohnya negara islam.
A.   Pada Masa Kholifah Abu Bakar
            Pada awal kehalifahan Abu Bakar,telah di guncang pemberontakan oleh orang-orang murtad,orang yang mengaku sebagai nabi,dan orang-orang yang tidak mau membayar zakat.pada awal kekuasaannya,Abu Bakr memusatkan konsentrasinya untuk memerangi pemberontakan yang dapat mengacaukan keamanan dan dapat mempengaruhi orang-orang islam yang masih lemah imanya untuk menyimpang dari islam.maka,dikirimlah pasukan untuk menumpas para pemberontak di Yamamah.dalam oprasi pemberantasan tersebut,sebanyak 73 orang dari islam gugur,yang terdiri dari sahabat dekat rasul dan para hafid al-Qur’an. Kenyataan ini telah mengurangi jumlah sahabat yang hapal al-Qur’an dan jika tidak diperhatikan,sahabat-sahabat yang hapal al-Qur’an akan habis dan akhirnya akan melahirkan perselisihan di kalangan umat islam mengenai al-Qur’an.oleh karna itu,sahabat Umar bin Khatab menyarankan kepada Khalifah Abu Bakr untuk mengumpulkan ayat-ayat al-Qur’an. Saran tersebut kemudian di realisasikan Abu Bakr dengan mengutus Zaid bin Tsabit untuk mengumpulkan semua tulisan ayat-ayat al-Qur’an. Dengan demikian,Khalifah Abu Bakr berjasa dalam menyelamatkan keaslian materi dasar pendidikan Islam.
            Pemberontakan orang-orang murtad, nabi-nabi palsu,dan orang-orang yang enggan membayar Zakat,memberikan pengalaman bagi umat Islam untuk memperteguh ajaran-ajaran islam kepada kaum Muslimin sehingga dapat di hindari kejadian serupa. Pengalaman tersebut memperteguh pendidikan Islam untuk memperkokoh nilai-nilai Islam dikalangan kaum Muslimin. Akan tetapi,pelaksanaan pendidikan Islam di masa khalifah Abu Bakr masih seperti di masa nabi, baik materi maupun lembaga pendidikannya.
           
Selain mengirim tentara untuk memberantas pemberontak,Abu Bakr juga memusatkan perhatiannya untuk mengirimkan pasukan dalam rangka memperluas ekspansi wilayah Islam ke Syiria untuk melaksanakan niat Rasulallah yang telah dipersiapkan sesaat sebelum Rasulullah wafat.usaha umat Islam berhasil menaklukan Syiria. Ekspansi wilayah Islam,membuat umat islam kurang memberikan perhatian terhadap pendidikan islam.

B. Pada Masa Khalifah Umar bin Khattab
            Pada masa kekhalifahan Umar bin Khatab,kondisi politik dalam keadaan setabil. Melanjutkan kebijaksanaan Abu Bakr,Umar bin Khatab mengirim pasukan untuk memperluas wilayah Islam. Ekspansi Islam dimasa Umar bin Khatab mencapai hasil yang gemilang, yang meliputi semenanjung Arabia,Palestina,Syria,Irak,Persia dan Mesir.
            Dengan meluasnya wilayah islam sampai keluar jazirah Arab,penguasa memikirkan pendidikan islam di daerah-daerah diluar jazirah Arab karena bangsa-bangsa tersebut memiliki adat dan kebudayaan yang berbeda dengan Islam.untuk itu, Umar memerintahkan panglima-panglima apabila mereka berhasil menguasai suatu kota, hendaknya mereka mendirikan masjid sebagai tempat ibadah dan pendidikan. Berkaitan dengan usaha pendidikan itu,Khalifah Umar mengangkat dan menunjuk guru-guru untuk tiap-tiap daerah yang di taklukan,yang bertugas mengajarkan isi al-Qur’an dan ajaran Islam kepada penduduk yang baru masuk Islam .
           

Pada masa Khalifah Umar, Shahabt-shahabt besar yang lebih dekat kepada Rosulullah dan memiliki  pengaruh besar, dilarang keluar Madinah kecuali atas izin Khalifah dan hanya dalam waktu yang terbatas.  Dengan demikian , penyebaran ilmu para shahabat besar terpusatkan dimadinah saehingga kota tersebut  pada waktu itu menjadi pusat keilmuan Islam. meluasnya kekuasaan Islam, mendorong kegiatan pendidikan Islam bertambah besar karena mereka yang baru menganut islam ingin menimba ilmu keagamaan dari Shahabat-shahabat yang menrima langsung dari Nabi, Khususnya manyangkut Hadits Rasul sebagai salah satu sumber agaama yang belum terbukukan dan hanya ada dalam ingatan para shahabat dan sebagai alat bantu untuk menafsirkan al-Quran. Sejak masa ini, telah terjadi mobilitas penuntut Ilmu dari daerah-daerah jauh menuju Madinah sebagai pusat Ilmu Agama Islam. Gairah menuntut Ilmu Agama Islam tersebut dibelakang hari mendorong lahirnya sejumlah pembidangan disiplin ilmu keagamaan seperti tafsir, Hadits, Fiqih dan sebagainya.
           
Tuntutan untuk belajar bahasa Arab judga sudah nampak dalam pendidikan Islam pada masa Khalifah Umar.dikuasainya wilayah-wilayah baru oleh Islam, menyebabkan munculnya keinginan untuk belajar bahasa Arab sebagai bahasa pengantar diwilayah-wilayah tersebut. Orang-orang yang baru masuk islam dari daerah-daerah yang baru ditaklukan harus belajar Bahasa Arab jika mereka ingin belajar dan mendalami pengetahuan Islam. Oleh karena it, masa ini sudah terdapat pengajaran Bahasa Arab.

C. Pada Masa Kholifah Usman bin Affan
Pada masa khalifah Usman, pelaksanaan Pendidikan Agama Islam tidak berbeda jauh dengan masa sebelumnya. Pada masa ini pendidikannya melanjutkan apa yang telah ada. Sedikit perubahan telah mewarnai pelaksaan pendidikan Islam. Para shahabat yang berpengaruh dan dekat denga Rasulullah yang tidak diperbolehkan meninggalkan Madinah dimasa Khalifah Umar, diberikan kelonggaran untuk keluar dan menetap didaerah daerah yang mereka sukai. Disitu mereka mengajarkan Ilmu-ilmu yang dimiliki dari Rasul secara langsung . Kebijakan ini besar sekali artinya bagi pelaksanaan Pendidikan Islam didaerah-daerah. Sebelumnya , Umat Islam diluar madinah dan makkah, khususnya dari luar semenanjung Arab, harus menempuh perjalanan jauh yang melelahkan dan lama untuk menuntut Ilmu agama Islam diMadinah. Tetapi sebenarnya Shahabt-shahabat besar keberbagai daerah meringankan umat Islam untuk belajar Islam kepada shahabat-shahabat yang tahu banyak Ilmu Islam didaerah mereka sendiri atau didaerah terdekat.
           
Usaha kongkrit dibidang Pendidikan  Islam belium dikembangkan oleh Khalifah Usman. Kholifah merasa sudah cukup dengan pendidikan yang sudah berjalan. Namun begitu, satu usaha cemerlang telah terjadi dimasa ini, yang berpengaruh luar biasa bagi pendidikan Islam. Melanjutkan usulan Umar kepada Khalifah Abu Bakar untuk mengumpulkan tulisan ayat-ayat al-Quran, Khalifah Usman memerintahkan agar mushaf yang dikumpulkan dimasa Abu Bakar, disalin oleh Zaid bin Tsabit bersama  Abdullah bin Zubair, Zaid bin ‘Ash, dan Abdurrahman bin Harits. Penyalinan ini dilatar belakangi oleh perselisihan dalam bacaan al-Quran. Menyaksikan perselisihan itu, Hudzaifah bin yaman melapor kepada Khalifah Usman dan meminta Khalifah untuk menyatuhkasn bacaan al-Quran. Akhirnya, Khalifah memerintahkan penyalinan tersebut sekaligus menyatukan bacaan al-Quran dengan pedoman apabila terjadi perselisihan bacaan antara zaid bin Tsabit dengan tiga anggota tim penyusun, hendaknya ditulis sesuai lisan Quraisy karena al-Quran itu diturunkan dengan lisan quraisy. Zaid bin Tsabit bukan orang quraisy, sedangkan ketiga  orang anggotanya adalah orang quraisy.

Setelah selesai menyalin mushaf itu, Usman memerintahkan para penulis Al-Qur’an untuk menyalin kembali beberapa mushaf untuk dikirim ke Mekkah, Kuffah, Bashrah, dan Syam. Khalifah Utsman sendiri memegang satu mushaf yang disebut mushaf al-Imam.  Mushaf Abu Bakar dikembalikan lagi ketempat penyimpanan semula,yaitu dirumah Habsah . Khalifahn Usman meminta agar umat Islam memegang teguh apa yang tertulis dimushaf yang dikirimkan kepada mereka sedangkan mushaf-mushaf yang sudah ada ditangan umat Islam segera dikumpulkan dan dibakar untuk menghindari perselisihan bacaan al-Quran serta menjaga keasliannya. Fungsi al-Quran sangat fundamental bagi sumber agama dan ilmu-ilmu Islam. Oleh karena itu, menjaga keaslian al-Quran dengan menyalin dan membukukannya merupakan suatu usaha demi perkembangan ilmu-ilmu Islam dimasa mendatang .
Seperti Khalifah-khalifah sebelumnya, Khalifah Usman memberikan perhatian besar pada pengiriman tentara kebeberapa wilayah yang belum ditaklukan. Besar juga hasil yang dipelroleh dari pengiriman ekspedis dimasa ini bagi perluasan kekuasaan Islam, yang mencapai tripoli, ciprus, dan beberapa daerah lain tetapi, glombang ekspedis berhenti sampai disni karena perselisihan pemerintahan dan kekacauan yang mengakibatkan terbunuhnya Khalifah Usman

D. Pada Masa Khalifah Ali bin Abi Thalib
Mengganti Usman, naiklah Ali bin Abi tholib sebagai khalifah.sejak awal kekuasaanya, kekhalifahan ali selalu di selimuti pemberontakan hingga berakhir tragis dengan terbunuhnya khalifah. Pada awal masa pemerintahannya,sudah digoncang peperangan dengan aisyah (istri nabi) beserta thalhah dan abdullah bin zubair yang berambisi mendududki jabatan khalifah.peperangan di antara mereka disebut dengan perang jamal (unta) karena aisyah menggunakan kendaraan unta.


Setelah berhasil mengatasi pemberontakan aisyah,muncul pemberontakan lain sehingga masa kekuasaan khalifah ali tidak pernah mendapatkan ketenangan dan kedamaian. Mu’awiyah sebagai gubernur damaskus memberontak untuk menggulingkan kekuasaan ali.ali terpaksa harus menghadapi peperangan lagi melawan mu’awiyah dan pendukungnya yang terjadi di shiffin.tentara ali sudah hampir pasti dapat mengalahkan tentara mu’awiyah,ketika akhirnya mu’awiyah mengambil siasat untuk mengadakan tahkim,penyelesaian dengan adil dan damai.semua anggota ali menolak,tetapi atas desakan sebagian tentaranya, ia menerima juga.namun, tahkim malah menimbulkan kekacauan karena mu’awiyah bersikap curang. dengan tahkim mu’awiyah berhasil mengalahkan ali, dan akhirnya mendirikan pemerintahan tandingan di damaskus.


Sementara itu,sebagian tentara ali  menentang keputusan dengan cara tahkim. Karena tidak setuju, mereka meninggalkan ali. Mereka membentuk kelompok sendiri sebagai kelompok khawarij. Golongan ini selalu merongrong kewibawaan ali kekuasaan ali sampai akhirnya beliau mati terbunuh seperti yang dialami Usman.
Sistem pendidikan pada masa Khulafaarrosyidin dilakukan secara mandiri, tidak dikelola oleh pemerintah, kecuali pada masaKhalifah Umar bin Khattab yang turut campur dalsm menambahkan kurikulum dilembaga kuttab para shahabat yang memiliki pengetahuan keagamaan membuka majlis pendidikan masing-masng, sehingga pada masa Abu Bakar misalnya lembaga pendidikan kuttab mencapai tingkat kemajuan yang berarti. Kemajuan lembaga kuttab ini terjadi ketika masyarakat Muslim telah menaklukan beberapa daerah dan menjalin kontak dengan bangsa-bangsa yang telah maju ketika peserta didik selesai mengikuti pendidikan dikuttab mereka melanjutkan kejenjang pendidikan yang lebih tinggi yakni dimasjid. Dimasjid ini ada dua tingkat, yakni tingkat menengah dan tingkat tinggi. Yang membedakan diantara pendidikan itu adalah kualitas Gurunya. Pada tingkat menegah gurunya belum mencapai status Ulama Besar, sedangkan pada tingkat tinggi para pengajarnya adalah ulama yang memiliki pengetahuan yang mendalam dan integritas kesalehan dan kealiman yang diakui masyarakat.


Pusat-pusat pendidikan pada masa khulafaurrasyidin tidak hanya dimadinah, tetapi menyebar diberbagai kota , seperti kota Maakkah dan Madinah, kota Bashrah dan Kuffah, kota Damsyik dan Palestina dan kota Fisstat Mesir. Dipusat-pusat daerah inilah pendidikan Islam berkembang secara pesat .

Materi pendidikan yang diajarkan pada masa Khalifaurrasyidin sebelum masa umar bin khattab untuk kuttab adalah :
·         Belajar membaca dan menulis
·         Membaca al-Quran dan menghafalnya
·         Belajar pokok-pokok Agama, seperti cara wudlu, sholat, puasa dan sebagainya


Ketika Umar bin Khattab diangkat menjadi Khalifah ia mengintruksikan pada penduduk kota agar anak-anak diajarkan sebagai berikut :
·         Berenang
·         Mengendarai onta
·         Memanah
·         Membaca dan menghafal syair-syair yang mudah dan peribahasa
Sedangkan materi pendidikan pada tingkat menengah dan tinggi terdiri dari :
·         Al-Quran dan Tafsirnya
·         Hadits dan mengumpulkan
·         Fiqih
            Ilmu-ilmu yang dianggap duniawi dan ilmu Filsafat belum dikenal sehingga pada masa itu tidak ada. Hal ini dimungkinkan mengingat konstruksusial masyarakat ketika itu masih dalam pengembangan wawasan keislaman yang lebih difokuskan pada pemahaman al-Quran dan Hadits.












Kesimpulan:

Masa Abu Bakr adalah masa mulai munculnya nabi-nabi palsu maka ia memusatkat perhatiannya untuk memberantas orang-orang yang mengaku nabi, dan juga mulai memperluas (ekspansi) daerah kekuasaan islam
Masa Umar ibn Khotob pada masa ini islam mengalami kejayaan dengan meluasnya daerah kekuasaan islam,Umarpun memberikan kebijakan kepada para panglimanya untuk mendirikan masjid di setiap daerah yang sudah di taklukannya masjid tersebut selain digunakan untuk ibadah juga di gunakan untuk kepentingan pendidikan
Masa Ustman ibn affan mulai terjadinya pengiriman guru-guru untuk membantu pendidikan di daerah daerah yang sudah dikuasai islam pada masa itu, juga mulai terjadinya pembukuan al –Qur’an  dan mulai di terapkannya mushaf ustmani sebagai mushaf al-Qur’an.
Masa Ali ibn abi tholib sejak ia memerintah banyak sekali pemberontakan-pemberontakan yang terjadi antara lain pemberontakan aisyah beserta thalhah dan Abdullah bin Zubair yang berambisi menduduki kursi kekhalifahan juga pemberontakan yang di lakukan mu’awiyah yang juga sama ingin menduduki kursi ke khalifahan.


 Daftar pustaka:
Zuhaini, Sejarah pendidikan islam, Bumi Aksara,Jakarta,1997

2 comments: