Makalah sejarah pendidikan islam
Perkembangan Pendidikan islam pada masa
khulafa uraysiddien
Disusun oleh:
Ardi
NIM:
10.03.02.00.17
Universitas islam syeikh yusuf (UNIS)
Fakultas agama islam (FAI)
Tangerang banten
2012
SEJARAH PENDIDIKAN ISLAM
1. Perkembangan Pendidikan Islam Pada Masa
Khulafa’urrosyidin
Setelah Rasulullah
wafat, kekuasaan pemerintah Islam secara bergantian dipegang oleh Abu Bakar,
Umar ibn Khattab, Usman ibn Affan, dan Ali ibn Abi Thalib. Pada masa empat
khalifah ini wilayah Islam telah meluas diluar jazirah Arab, yang meliputi
Mesir, Persia, Syria, dan Irak. Para kahalifah ini disamping memikirkan
perluasan wilayah islam, mereka juga memberikan perhatian pada pendidikan demi
syarnya agama dan kokohnya negara islam.
A. Pada Masa Kholifah Abu Bakar
Pada awal kehalifahan Abu Bakar,telah
di guncang pemberontakan oleh orang-orang murtad,orang yang mengaku sebagai
nabi,dan orang-orang yang tidak mau membayar zakat.pada awal kekuasaannya,Abu
Bakr memusatkan konsentrasinya untuk memerangi pemberontakan yang dapat
mengacaukan keamanan dan dapat mempengaruhi orang-orang islam yang masih lemah
imanya untuk menyimpang dari islam.maka,dikirimlah pasukan untuk menumpas para
pemberontak di Yamamah.dalam oprasi pemberantasan tersebut,sebanyak 73 orang
dari islam gugur,yang terdiri dari sahabat dekat rasul dan para hafid al-Qur’an.
Kenyataan ini telah mengurangi jumlah sahabat yang hapal al-Qur’an dan jika
tidak diperhatikan,sahabat-sahabat yang hapal al-Qur’an akan habis dan akhirnya
akan melahirkan perselisihan di kalangan umat islam mengenai al-Qur’an.oleh
karna itu,sahabat Umar bin Khatab menyarankan kepada Khalifah Abu Bakr untuk
mengumpulkan ayat-ayat al-Qur’an. Saran tersebut kemudian di realisasikan Abu
Bakr dengan mengutus Zaid bin Tsabit untuk mengumpulkan semua tulisan ayat-ayat
al-Qur’an. Dengan demikian,Khalifah Abu Bakr berjasa dalam menyelamatkan
keaslian materi dasar pendidikan Islam.
Pemberontakan orang-orang murtad,
nabi-nabi palsu,dan orang-orang yang enggan membayar Zakat,memberikan
pengalaman bagi umat Islam untuk memperteguh ajaran-ajaran islam kepada kaum
Muslimin sehingga dapat di hindari kejadian serupa. Pengalaman tersebut
memperteguh pendidikan Islam untuk memperkokoh nilai-nilai Islam dikalangan
kaum Muslimin. Akan tetapi,pelaksanaan pendidikan Islam di masa khalifah Abu
Bakr masih seperti di masa nabi, baik materi maupun lembaga pendidikannya.
Selain mengirim
tentara untuk memberantas pemberontak,Abu Bakr juga memusatkan perhatiannya
untuk mengirimkan pasukan dalam rangka memperluas ekspansi wilayah Islam ke
Syiria untuk melaksanakan niat Rasulallah yang telah dipersiapkan sesaat
sebelum Rasulullah wafat.usaha umat Islam berhasil menaklukan Syiria. Ekspansi
wilayah Islam,membuat umat islam kurang memberikan perhatian terhadap
pendidikan islam.
B. Pada Masa
Khalifah Umar bin Khattab
Pada masa kekhalifahan Umar bin
Khatab,kondisi politik dalam keadaan setabil. Melanjutkan kebijaksanaan Abu
Bakr,Umar bin Khatab mengirim pasukan untuk memperluas wilayah Islam. Ekspansi
Islam dimasa Umar bin Khatab mencapai hasil yang gemilang, yang meliputi
semenanjung Arabia,Palestina,Syria,Irak,Persia dan Mesir.
Dengan meluasnya wilayah islam
sampai keluar jazirah Arab,penguasa memikirkan pendidikan islam di
daerah-daerah diluar jazirah Arab karena bangsa-bangsa tersebut memiliki adat
dan kebudayaan yang berbeda dengan Islam.untuk itu, Umar memerintahkan
panglima-panglima apabila mereka berhasil menguasai suatu kota, hendaknya
mereka mendirikan masjid sebagai tempat ibadah dan pendidikan. Berkaitan dengan
usaha pendidikan itu,Khalifah Umar mengangkat dan menunjuk guru-guru untuk
tiap-tiap daerah yang di taklukan,yang bertugas mengajarkan isi al-Qur’an dan
ajaran Islam kepada penduduk yang baru masuk Islam .
Pada masa Khalifah
Umar, Shahabt-shahabt besar yang lebih dekat kepada Rosulullah dan
memiliki pengaruh besar, dilarang keluar
Madinah kecuali atas izin Khalifah dan hanya dalam waktu yang terbatas. Dengan demikian , penyebaran ilmu para
shahabat besar terpusatkan dimadinah saehingga kota tersebut pada waktu itu menjadi pusat keilmuan Islam.
meluasnya kekuasaan Islam, mendorong kegiatan pendidikan Islam bertambah besar
karena mereka yang baru menganut islam ingin menimba ilmu keagamaan dari
Shahabat-shahabat yang menrima langsung dari Nabi, Khususnya manyangkut Hadits
Rasul sebagai salah satu sumber agaama yang belum terbukukan dan hanya ada
dalam ingatan para shahabat dan sebagai alat bantu untuk menafsirkan al-Quran.
Sejak masa ini, telah terjadi mobilitas penuntut Ilmu dari daerah-daerah jauh
menuju Madinah sebagai pusat Ilmu Agama Islam. Gairah menuntut Ilmu Agama Islam
tersebut dibelakang hari mendorong lahirnya sejumlah pembidangan disiplin ilmu
keagamaan seperti tafsir, Hadits, Fiqih dan sebagainya.
Tuntutan untuk
belajar bahasa Arab judga sudah nampak dalam pendidikan Islam pada masa
Khalifah Umar.dikuasainya wilayah-wilayah baru oleh Islam, menyebabkan
munculnya keinginan untuk belajar bahasa Arab sebagai bahasa pengantar
diwilayah-wilayah tersebut. Orang-orang yang baru masuk islam dari
daerah-daerah yang baru ditaklukan harus belajar Bahasa Arab jika mereka ingin
belajar dan mendalami pengetahuan Islam. Oleh karena it, masa ini sudah
terdapat pengajaran Bahasa Arab.
C. Pada Masa
Kholifah Usman bin Affan
Pada masa khalifah Usman,
pelaksanaan Pendidikan Agama Islam tidak berbeda jauh dengan masa sebelumnya.
Pada masa ini pendidikannya melanjutkan apa yang telah ada. Sedikit perubahan
telah mewarnai pelaksaan pendidikan Islam. Para shahabat yang berpengaruh dan
dekat denga Rasulullah yang tidak diperbolehkan meninggalkan Madinah dimasa
Khalifah Umar, diberikan kelonggaran untuk keluar dan menetap didaerah daerah
yang mereka sukai. Disitu mereka mengajarkan Ilmu-ilmu yang dimiliki dari Rasul
secara langsung . Kebijakan ini besar sekali artinya bagi pelaksanaan
Pendidikan Islam didaerah-daerah. Sebelumnya , Umat Islam diluar madinah dan
makkah, khususnya dari luar semenanjung Arab, harus menempuh perjalanan jauh yang
melelahkan dan lama untuk menuntut Ilmu agama Islam diMadinah. Tetapi
sebenarnya Shahabt-shahabat besar keberbagai daerah meringankan umat Islam
untuk belajar Islam kepada shahabat-shahabat yang tahu banyak Ilmu Islam
didaerah mereka sendiri atau didaerah terdekat.
Usaha kongkrit
dibidang Pendidikan Islam belium dikembangkan
oleh Khalifah Usman. Kholifah merasa sudah cukup dengan pendidikan yang sudah
berjalan. Namun begitu, satu usaha cemerlang telah terjadi dimasa ini, yang
berpengaruh luar biasa bagi pendidikan Islam. Melanjutkan usulan Umar kepada
Khalifah Abu Bakar untuk mengumpulkan tulisan ayat-ayat al-Quran, Khalifah
Usman memerintahkan agar mushaf yang dikumpulkan dimasa Abu Bakar, disalin oleh
Zaid bin Tsabit bersama Abdullah bin
Zubair, Zaid bin ‘Ash, dan Abdurrahman bin Harits. Penyalinan ini dilatar belakangi
oleh perselisihan dalam bacaan al-Quran. Menyaksikan perselisihan itu, Hudzaifah
bin yaman melapor kepada Khalifah Usman dan meminta Khalifah untuk menyatuhkasn
bacaan al-Quran. Akhirnya, Khalifah memerintahkan penyalinan tersebut sekaligus
menyatukan bacaan al-Quran dengan pedoman apabila terjadi perselisihan bacaan
antara zaid bin Tsabit dengan tiga anggota tim penyusun, hendaknya ditulis
sesuai lisan Quraisy karena al-Quran itu diturunkan dengan lisan quraisy. Zaid
bin Tsabit bukan orang quraisy, sedangkan ketiga orang anggotanya adalah orang quraisy.
Setelah selesai
menyalin mushaf itu, Usman memerintahkan para penulis Al-Qur’an untuk menyalin
kembali beberapa mushaf untuk dikirim ke Mekkah, Kuffah, Bashrah, dan Syam.
Khalifah Utsman sendiri memegang satu mushaf yang disebut mushaf al-Imam. Mushaf Abu Bakar dikembalikan lagi ketempat
penyimpanan semula,yaitu dirumah Habsah . Khalifahn Usman meminta agar umat
Islam memegang teguh apa yang tertulis dimushaf yang dikirimkan kepada mereka
sedangkan mushaf-mushaf yang sudah ada ditangan umat Islam segera dikumpulkan
dan dibakar untuk menghindari perselisihan bacaan al-Quran serta menjaga
keasliannya. Fungsi al-Quran sangat fundamental bagi sumber agama dan ilmu-ilmu
Islam. Oleh karena itu, menjaga keaslian al-Quran dengan menyalin dan
membukukannya merupakan suatu usaha demi perkembangan ilmu-ilmu Islam dimasa
mendatang .
Seperti
Khalifah-khalifah sebelumnya, Khalifah Usman memberikan perhatian besar pada
pengiriman tentara kebeberapa wilayah yang belum ditaklukan. Besar juga hasil
yang dipelroleh dari pengiriman ekspedis dimasa ini bagi perluasan kekuasaan
Islam, yang mencapai tripoli, ciprus, dan beberapa daerah lain tetapi, glombang
ekspedis berhenti sampai disni karena perselisihan pemerintahan dan kekacauan
yang mengakibatkan terbunuhnya Khalifah Usman
D. Pada Masa
Khalifah Ali bin Abi Thalib
Mengganti Usman,
naiklah Ali bin Abi tholib sebagai khalifah.sejak awal kekuasaanya, kekhalifahan
ali selalu di selimuti pemberontakan hingga berakhir tragis dengan terbunuhnya
khalifah. Pada awal masa pemerintahannya,sudah digoncang peperangan dengan
aisyah (istri nabi) beserta thalhah dan abdullah bin zubair yang berambisi
mendududki jabatan khalifah.peperangan di antara mereka disebut dengan perang
jamal (unta) karena aisyah menggunakan kendaraan unta.
Setelah berhasil
mengatasi pemberontakan aisyah,muncul pemberontakan lain sehingga masa
kekuasaan khalifah ali tidak pernah mendapatkan ketenangan dan kedamaian.
Mu’awiyah sebagai gubernur damaskus memberontak untuk menggulingkan kekuasaan
ali.ali terpaksa harus menghadapi peperangan lagi melawan mu’awiyah dan
pendukungnya yang terjadi di shiffin.tentara ali sudah hampir pasti dapat mengalahkan
tentara mu’awiyah,ketika akhirnya mu’awiyah mengambil siasat untuk mengadakan
tahkim,penyelesaian dengan adil dan damai.semua anggota ali menolak,tetapi atas
desakan sebagian tentaranya, ia menerima juga.namun, tahkim malah menimbulkan
kekacauan karena mu’awiyah bersikap curang. dengan tahkim mu’awiyah berhasil
mengalahkan ali, dan akhirnya mendirikan pemerintahan tandingan di damaskus.
Sementara
itu,sebagian tentara ali menentang
keputusan dengan cara tahkim. Karena tidak setuju, mereka meninggalkan ali.
Mereka membentuk kelompok sendiri sebagai kelompok khawarij. Golongan ini
selalu merongrong kewibawaan ali kekuasaan ali sampai akhirnya beliau mati terbunuh
seperti yang dialami Usman.
Sistem pendidikan
pada masa Khulafaarrosyidin dilakukan secara mandiri, tidak dikelola oleh
pemerintah, kecuali pada masaKhalifah Umar bin Khattab yang turut campur dalsm
menambahkan kurikulum dilembaga kuttab para shahabat yang memiliki pengetahuan
keagamaan membuka majlis pendidikan masing-masng, sehingga pada masa Abu Bakar
misalnya lembaga pendidikan kuttab mencapai tingkat kemajuan yang berarti.
Kemajuan lembaga kuttab ini terjadi ketika masyarakat Muslim telah menaklukan
beberapa daerah dan menjalin kontak dengan bangsa-bangsa yang telah maju ketika
peserta didik selesai mengikuti pendidikan dikuttab mereka melanjutkan
kejenjang pendidikan yang lebih tinggi yakni dimasjid. Dimasjid ini ada dua
tingkat, yakni tingkat menengah dan tingkat tinggi. Yang membedakan diantara
pendidikan itu adalah kualitas Gurunya. Pada tingkat menegah gurunya belum
mencapai status Ulama Besar, sedangkan pada tingkat tinggi para pengajarnya
adalah ulama yang memiliki pengetahuan yang mendalam dan integritas kesalehan
dan kealiman yang diakui masyarakat.
Pusat-pusat
pendidikan pada masa khulafaurrasyidin tidak hanya dimadinah, tetapi menyebar
diberbagai kota , seperti kota Maakkah dan Madinah, kota Bashrah dan Kuffah,
kota Damsyik dan Palestina dan kota Fisstat Mesir. Dipusat-pusat daerah inilah
pendidikan Islam berkembang secara pesat .
Materi pendidikan
yang diajarkan pada masa Khalifaurrasyidin sebelum masa umar bin khattab untuk
kuttab adalah :
·
Belajar membaca dan
menulis
·
Membaca al-Quran dan
menghafalnya
·
Belajar pokok-pokok
Agama, seperti cara wudlu, sholat, puasa dan sebagainya
Ketika Umar bin
Khattab diangkat menjadi Khalifah ia mengintruksikan pada penduduk kota agar
anak-anak diajarkan sebagai berikut :
·
Berenang
·
Mengendarai onta
·
Memanah
·
Membaca dan
menghafal syair-syair yang mudah dan peribahasa
Sedangkan materi pendidikan pada tingkat
menengah dan tinggi terdiri dari :
·
Al-Quran dan
Tafsirnya
·
Hadits dan
mengumpulkan
·
Fiqih
Ilmu-ilmu yang dianggap duniawi dan
ilmu Filsafat belum dikenal sehingga pada masa itu tidak ada. Hal ini
dimungkinkan mengingat konstruksusial masyarakat ketika itu masih dalam
pengembangan wawasan keislaman yang lebih difokuskan pada pemahaman al-Quran
dan Hadits.
Kesimpulan:
Masa Abu Bakr adalah masa mulai
munculnya nabi-nabi palsu maka ia memusatkat perhatiannya untuk memberantas
orang-orang yang mengaku nabi, dan juga mulai memperluas (ekspansi) daerah
kekuasaan islam
Masa Umar ibn Khotob pada masa ini islam
mengalami kejayaan dengan meluasnya daerah kekuasaan islam,Umarpun memberikan
kebijakan kepada para panglimanya untuk mendirikan masjid di setiap daerah yang
sudah di taklukannya masjid tersebut selain digunakan untuk ibadah juga di
gunakan untuk kepentingan pendidikan
Masa Ustman ibn
affan mulai terjadinya pengiriman guru-guru untuk membantu
pendidikan di daerah daerah yang sudah dikuasai islam pada masa itu, juga mulai
terjadinya pembukuan al –Qur’an dan
mulai di terapkannya mushaf ustmani sebagai mushaf al-Qur’an.
Masa Ali ibn abi tholib sejak ia memerintah
banyak sekali pemberontakan-pemberontakan yang terjadi antara lain
pemberontakan aisyah beserta thalhah dan Abdullah bin Zubair yang berambisi
menduduki kursi kekhalifahan juga pemberontakan yang di lakukan mu’awiyah yang
juga sama ingin menduduki kursi ke khalifahan.
Daftar pustaka:
Zuhaini, Sejarah
pendidikan islam, Bumi Aksara,Jakarta,1997
Asrohah, Hanun,
Sejarah pendidikan islam, Pamulang, Ciputat, 19991. Kapan lagi.com 2. Lirik Music Luar 3. Free Template 4. Jogja-Blogger 5.Tutorial Blogging | Internet Bisnis Online 6. pVidia Blog 7. Mrs.Danielo 8. www.moccainside.co.cc 9. www.mymot-news.blogspot.com 10. http://detektif007.blogspot.com/ 11. http://indexbisnis.blogspot.com/ 12. http://nazersmada.com/ 13. http://ravikhayyu.blogspot.com/ 14. http://simpeleilmu.blogspot.com
Thanks ya sob udah berbagi ilmu .....................
ReplyDeletebisnistiket.co.id
sama2 terimakasih sudah mampir
ReplyDelete