iklan

WELCOME TO MY BLOG

Selamat datang di blog saya..
dengan blog ini saya hanya ingin berbagi ilmu pengetahuan yg saya miliki, semoga bermanfaat untuk anda...
Jangan lupa komennya,,,,hehehe

gw ^_^

gw ^_^

Friday 31 May 2013

keterampilan Membuka,menutup pelajaran dan keterampilan bertanya dan menjelaskan



BAB 1
Keterampilan-keterampilan Mengajar
1.1 Pengertian  Keterampilan Membuka Dan Menutup Pelajaran
Membuka pelajaran ( set induction ) ialah usaha atau kegiatan yang dilakukan oleh guru dalam kegiatan belajar mengajar untuk menciptakan prokondusi bagi siswa agar mental maupun perhatian terpusat pada apa yang akan di pelajarinya sehingga usaha tersebut akan memberikan efek yang positif terhadap kegiatan belajar. Menutup pelajaran ( closure ) ialah kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk mengakhiri pelajaran atau kegiatan belajar-mengajar.[1]
Membuka pelajaran dapat diartikan dengan aktivitas guru untuk menciptakan suasana siap mental dan menimbulkan atensi siswa agar terpusat terhadap apa yang akan dipelajari. Menutup pelajaran adalah aktivitas guru untuk mengakhiri kegiatan inti pembelajaran. Hal ini terkait dengan pemberian gambaran menyeluruh tentang apa yang telah dipelajari murid, mengetahui tingkat pencapaian siswa dan tingkat keberhasilan guru dalam proses pembelajaran.
1.2  Membuka pelajaran
Awal pelajaran atau awal setiap penggal kegiatan dalam inti pelajaran guru harus melakukan kegiatan membuka pelajaran. Komponen keterampilan itu adalah menarik perhatian, menimbulkan motivasi dan materi acuan.
1.2.1        Menarik perhatian siswa
Cara yang dapat digunakan adalah sebagai berikut:
1.2.1.1  gaya mengajar guru. Perhatian dapat timbul dari apresiasi gaya mengajar guru seperti posisi atau kegiatan yang berbeda dari biasanya.
1.2.1.2  Penggunaan alat bantu mengajar, seperti: gambar, model, skema. Selain dapat menarik perhatian, alat bantu mengajar memungkinkan terjadinya kaitan antara hal yang telah diketahui dengan hal yang dipelajari.
1.2.1.3  Pola interaksi yang bervariasi seperti guru-siswa, siswa-siswa, siswa-guru.

1.2.2        Menimbulkan motivasi
Ada beberapa cara untuk menimbulkan motivasi, diantaranya sebagai berikut:
1.2.2.1  Bersikap hangat, ramah, antusias, bersahabat, dan sebagainya karena dapat mendorong tingkah dan kesenangan dalam mengerjakan tugas sehingga motivasi siswa akan timbul.
1.2.2.2  Menimbulkan rasa ingin tahu dengan melontarkan ide yang bertentangan dengan penyelesaian masalah atau kondisi diri dari kenyataan sehari-hari. Contohnya jika transmigrasi dapat meningkatkan kemakmuran penduduk mengapa banyak penduduk di pulau jawa tidak mau transmigrasi.
1.2.2.3  Memperhatikan minat siswa dengan cara menyesuaikan topic pelajaran dengan minat siswa karena motivasi dan minat berpengaruh pada jenis kelamin, umur, social ekonomi, dan sebagainya.

1.2.3     Memberi acuan ( structuring )
Memberi acuan merupakan usaha untuk mengemukakan secara spesifik dan singkat serangkaian alternative yang memungkinkan siswa memperoleh gambaran yang jelas mengenai hal-hal yang harus di pelajari. Untuk itu, cara yang dilakukan adalah sebagaimana penjelasan di bawah ini.
1.2.3.1  Mengemukakan tujuan dan batas tugas
Hendaknya guru mengemukakan tujuan pelajaran terlebih dahulu dan batas tugas yang dikerjakan tugas.
Contohnya guru menyuruh siswa belajar mengarang cerita dengan memerhatikan tiga buah gambar. Kemudian berdasarkan gambar tersebut, guru menyuruh siswa untuk menulis suatu cerita yang panjangnya lebih kurang 100 kata.
1.2.3.2  Menyarankan langkah-langkah yang dilakukan
Tujuannya dari cara ini adalah agar dalam pelajaran, siswa terarah usahanya dalam mempelajari materi dan tugas jika guru memberi saran dan langkah-langkah kegiatan yang dilakukan. Misalnya guru memberikan tugas kepada siswa untuk membuktikan pada temperatur beberapa derajat Celcius air mendidih dengan menggunakan langkah: Mengukur temperature yang belum dipanasi, Nyalakan lampu spiritus dan panaskan air dalam gelas tersebut, Jika air sudah mendidih catatlah berapa suhunya sesuai dengan yang kelihatan pada temperatur.
1.2.3.3  Mengingatkan masalah pokok yang dibahas
Misalnya dengan mengingatkan siswa untuk menemukan hal-hal yang positif dari sifat suatu konsep, tanda, media, hewan dan lain-lain. Selain itu tunjukan juga hal negative yang hilang atau kurang lengkap. Contohnya memeriksa bahan-bahan tersebut dan tentukan mengapa beberapa batu dapat digolongkan dalam jenis batu yang mengandung biji besi dan yang lain tidak.
1.2.3.4  Mengajukan pertanyaan
Pertanyaan diajuakan sebelum memulai penjelasan akan mengarahkan siswa dalam mengantisipasi isi pelajaran yang akan dipelajari. Contohnya sebelum memutar film tentang siklus kehidupan nyamuk, guru mengajukan pertanyaan untuk membantu siswa memahami siklus nyamuk yang digambarkan oleh film tersebut.
1.2.3.5 Membuat kaitan
Jika guru mengerjakan materi baru perlu menghubungkan dangan hal yang telah dibuat siswa atau pengalaman atau minat dan kebutuhan inilah yang disebut dengan  pengait. Berikut adalah contoh usaha guru untuk membuat kaitan. 
pertama dalam memulai pelajaran, guru meninjau kembali sejauh mana materi sebelumnya telah dipahami dengan mengajukan pertanyaan atau inti materi pelajaran terdahulu secara singkat.
kedua cara membandingkan atau mempertentangkan dengan pengetahuan baru. Hal ini dilakukan jika pengetahuan baru erat kaitannya dengan pengetahuan lama. Contohnya -guru bertanya untuk mengetahui pemahaman siswa tentang pengurangan sebelum mengerjakan pembagian.
Ketiga cara menjelaskan konsepnya atau pengertian lebih dahulu sebelum  mengerjakan bahan secara terperinci.




1.2            Menutup pelajaran
Menjelang akhir pelajaran atau akhir setiap penggal kegiatan, guru harus melakukan penutupan pelajaran agar siswa memperoleh gambaran yang utuh tentang pokok meteri. Komponen dan aspek tersebut adalah sebagai berikut.
1.3.1  Meninjau kembali
Pada akhir kegiatan baru, guru harus meninjau kembali apakah inti pelajaran yang diajarkan sudah dipahami oleh siswa atau belum. Kegiatan ini  meliputi:
Pertama merangkum inti pelajaran ( berlangsung selama proses PBM );
Kedua Membuat ringkasan ( dimaksudkan dengan adanya ringkasan siswa yang tidak memiliki buku atau yang terlambat bisa  mempelajarinya kembali )
1.3.2  Mengevaluasi
Salah satu upaya untuk  mengetahui apakah siswa sudah mendapatkan pemahaman yang utuh terhadap konsep yang dijelaskan adalah dengan dilakukannya evaluasi.Bentuk bentuk evaluasi itu meliputi
1.3.2.1  Mendemonstrasikan keterampilan, misalnya setelah selesai mengarang puisi, guru dapat meminta siswa untuk membacakannya di depan kelas;
1.3.2.2  Mengaplikasikan ide baru pada situasi lain;
1.3.2.3  Mengekpresikan pendapat siswa sendiri;
1.3.2.4  Guru dapat meminta komentar tentang keefektifan suatu demonstrasi yang dilakukan guru atau siswa lain.
1.3.2.5  Soal soal tertulis seperti Uraian,Tes objektif , Melengkapi lembar kerja dan lain-lain.

1.4        Tekhnik bertanya
   Bertanya adalah salah satu tekhnik untuk  menarik perhatian para pendengarnya, khususnya menyangkut hal-hal penting yang menuntut perhatian dan perlu dipertanyakan. Ada banyak cara yang dapat dilakukan dalam mengajukan pertanyaan. Allah berfirman, “katakanlah,apakah kami kabarkan kepada kalian tentang orang-orang yang rugi dalam pekerjaan mereka?” ( Q.S. al-kahfi:103 ). Pertanyaan ini pasti menarik orang-orang yang mendengarnya untuk segera mengetahui tentang orang-orang yang rugi dalam pekerjaan mereka. Kemudian Allah baru menjelaskan, “mereka adalah orang-orang yang sesat dalam usaha di dunia ini. Namun mereka menyangka bahwa mereka telah bekerja dengan baik.”
 Kadang kala pertanyaan itu perlu dilontarkan, sedang penanya sudah tau jawabanya. Hal ini di maksudkan untuk memberi pemahaman dan pelajaran kepada para pendengar. Ada yang mengatakan bahwa “berfikir itu sendiri adalah bertanya” bertanya merupakan ucapan verbal yang meminta respon dari seseorang yang dikenal. Respon yang diberikan dapat berupa pengetahuan sampai merupakan stimulus efektif yang mendorong kemampuan berfikir. Dalam proses belajar mengajar, bertanya memainkan peranan penting sebab pertanyaan yang tersusun dengan baik dan tekhnik pelontaran yang tepat akan memberikan dampak positif. Pertanyaan yang baik di bagi menjadi dua jenis, yaitu pertanyaan menurut maksudnya dan pertanyaan menurut taksonomi bloom. Pertanyaan menurut maksudnya terdiri dari: pertanyaan permintaan   (compliance question ), pertanyaan retoris ( rhetorical question ), pertanyaan mengarahkan atau menuntun ( prompting question ) dan pertanyaan menggali ( probing question ). Pertanyaan menurut taksonomi bloom, yaitu: pertanyaan pengetahuan (recall question atau knowledge question ), pemahaman ( comprehension question ), pertanyaan penerapan (application question), pertanyaan sintesis ( synthesis question ) dan pertanyaan evaluasi ( evaluation question ).
 Untuk meningkatkan partisipasi siswa dalam proses belajar mengajar, guru perlu menunjukan sikap yang baik pada waktu mengajukan pertanyaan maupun ketika menerima jawaban siswa juga harus menghindari kebiasaan seperti menjawab pertanyaan sendiri, mengulang jawaban siswa, mengulang pertanyaan sendiri, mengajukan pertanyaan dengan jawaban serentak, menentukan siswa yang harus menjawab sebelum bertanya dan mengajukan pertanyaan ganda. Dalam proses belajar mengajar, setiap pertanyaan baik berupa kalimat maupun suruhan yang menuntut respons siswa sehingga dapat menambah pengetahuan dan meningkatkan kemampuan berfikir siswa, dimaksudkan dalam golongan pertanyaan, keterampilan bertanya di bedakan atas keterampilan bertanya dasar dan keterampilan bertanya lanjut.
  Keterampilan bertanya dasar mempunyai beberapa komponen dasar yang perlu diterapkan dalam mengajukan segala jenis pertanyaan. Komponen-komponen yang dimaksud adalah mengungkapkan pertanyaan secara jelas dan singkat, pemberian waktu berfikir dan pemberian tuntunan.
1.4.1  Fungsi pertanyaan
1.4.1.1  Membangkitkan minat dan keingintahuan siswa tentang suatu topic;
1.4.1.2  Memusatkan perhatian pada masalah tertentu;
1.4.1.3  Menggalakan penerapan belajar aktif;
1.4.1.4  Merangsang siswa mengajukan pertanyaan sendiri;
1.4.1.5  Menstrukturkan tugas-tugas sehingga kegiatan belajar dapat berlangsung secara maksimal;
1.4.1.6  Mendiagnosis kesulitan belajar siswa;
1.4.1.7  Mengkomunikasikan dan merealisasikan bahwa semua siswa harus terlibat secara aktif dalam pembelajaran;
1.4.1.8  Menyediakan kesempatan bagi siswa untuk mendemonstrasikan pemahaman tentang informasi yang diberikan;
1.4.1.9  Melibatkan  siswa  dalam  memanfaatkan  kesimpulan  yang   dapat         mendorong mengembangkan proses berfikir;
1.4.1.10    Mengembangkan kebiasaan menanggapi pernyataan teman atau guru
1.4.1.11    Memberikan kesempatan untuk belajar diskusi;
1.4.1.12    Menyatakan perasaan dan fikiran murni kepada siswa.[2]
1.5 Keterampilan menjelaskan
            ‘Keterampilan menjelaskan adalah penyajian informasi secara lisan yang di organisasikan secara sistematik untuk menunjukan adanya hubungan yang satu dengan yang lainnya.’[3] Secara garis besar, komponen-komponen keterampilan terbagi menjadi dua yaitu merencanakan dan penyajian suatu penjelasan. Merencanakan mencakup penganalisaan masalah secara keseluruhan, penentuan jenis hubungan yang ada dianatara unsur-unsur  yang dikaitkan dengan penggunaan hukum, rumus, atau generalisasi yang sesuai dengan hubungan yang telah di tentukan . penyajian suatu penjelasan memperhatikan hal-hal sebagai berikut:  kejelasan, penggunaan contoh dan ilustrasi, pemberian tekanan , dan penggunaan balikan. Penyampaian informasi yang terencana dengan baik dan disajikan dengan urutan yang cocok merupakan cirri utama kegiatan menjelaskan. Pemberian penjelasan merupakan salah satu aspek yang amat penting dari kegiatan guru dalam interaksinya dengan siswa di dalam kelas. Biasanya guru cenderung lebih mendominasi pembicaraan dan mempunyai pengaruh langsung, misalnya dalam memberikan fakta, ide, ataupun pendapat. Oleh sebab itu, hal ini haruslah dibenahi untuk di tingkatkan keefektifannya agar tercapai hasil yang optimal dari penjelasan dan pembicaraan guru tersebut sehingga bermakna bagi murid.
1.5.1        Tujuan memberikan penjelasan adalah sebagai berikut:
1.5.1.1  Membimbing murid agar mendapat dan memahami hukum, dalil, fakta, definisi, dan prinsip secara objektif dan bernalar:
1.5.1.2  Melibatkan murid untuk berpikir dengan memecahkan masalah-masalah atau  pertanyaan;
1.5.1.3  Untuk mendapat feed back dari murid mengenai tingkat pemahamanya dan untuk mengatasi kesalah pahaman murid;
1.5.1.4  Membimbing murid untuk menghayati dan mendapat proses penalaran dan mendapat bukti-bukti dalam pemecahan masalah.
1.5.2  hal-hal yang perlu di perhatikan agar Penyajian suatu masalah dapat ditingkatkan hasilnya dengan memperhatikan:
1.5.2.1  Kejelasan . hendaknya diberikan dengan menggunakan  bahasa yang mudah dimengerti oleh siswa, menghindari penggunaan ucapan-ucapan seperti “e” “aa” “mm” “kira-kira” “umumnya” biasanya”, “sering kali”, dan istilah-istilah yang tidak dapat dimengerti oleh anak;
1.5.2.2  Pengguaan contoh dan ilustrasi. Dalam memberikan penjelasan
1.5.2.3  Pemberian tekanan . dalam memberikan penjelasan, guru harus menjelaskan kepada siswa masalah pokok dan mengurangi informasi yang tidak begitu penting.
1.5.2.4  Penggunaan balikan. Guru hendaknya memberikan kesempatan kepada siswa untuk menunjukan pemahaman , keraguan, atau ketidak mengertiannya ketika penjelasan itu diberikan.


DAFTAR PUSTAKA
Majid Abdul, M.pd., Strategi Pembelajaran, Bandung: PT remaja rosdakarya, 2010, cet 1.
Fathurahman Pupuh, Sobri Sutikno, Strategi Belajar Mengajar Melalui Konsep Umum Dan  Islami, Bandung: Reflika Aditama, 2007 






















Makalah Strategi Pembelajaran
Keterampilan Membuka Menutup Pelajaran Dan Keterampilan Bertanya Dan Menjelaskan











Disusun Oleh:
Adi Irawan Soenardi
Ardi



Universitas Islam Syekh Yusuf  Tangerang
Fakultas Agama Islam



[1] Abdul Majid, M.pd., strategi pembelajaran, (Bandung: PT remaja rosdakarya, 2010),
cet pertama, hal

[2] Turney ( 1979 ),Dalam  strategi pembelajaran, (Bandung: PT remaja rosdakarya, 2010),
cet pertama, hal
[3] Abdul Majid, M.pd., strategi pembelajaran, (Bandung: PT remaja rosdakarya, 2010),
cet pertama, hal

No comments:

Post a Comment